Wow! Inilah Sosok Agama Mawar Eva De Jongh yang Bikin Kamu Kaget

Wow! Inilah Sosok Agama Mawar Eva De Jongh yang Bikin Kamu Kaget

Hai pembaca setia, kini saatnya kita membahas satu lagi artis cantik Indonesia yang tengah naik daun, yakni Mawar Eva De Jongh. Tak hanya wajah dan aktingnya yang memukau, Mawar Eva juga dikenal sebagai sosok yang memiliki agama yang tak biasa. Sebelum mengungkapkan lebih jauh tentang agama apa yang dianut oleh Mawar Eva, yuk kita simak dulu profil singkat dari artis cantik yang satu ini.

Agama Mawar Eva De Jongh

Profil Eva De Jongh sebagai Public Figure

Eva De Jongh adalah seorang artis muda yang terkenal di Indonesia. Ia lahir pada 22 Februari 2000 di Den Haag, Belanda. Eva memulai kariernya sebagai aktris cilik di Belanda. Pada tahun 2017, ia pindah ke Indonesia dan mulai berkarier di industri hiburan Indonesia.

Eva De Jongh dikenal sebagai public figure yang aktif di media sosial, terutama di Instagram. Ia memiliki lebih dari 7 juta pengikut di Instagram dan selalu memperlihatkan kegiatan sehari-harinya melalui Instagram story.

Pergulatan Eva dengan Agama Mawarnya

Salah satu hal yang membuat Eva De Jongh terkenal adalah keyakinannya yang kuat pada agama mawar. Agama mawar adalah agama yang dirintis oleh ayah kandung Eva, Roeland de Jongh. Ayah Eva de Jongh memulai agama mawar pada tahun 2006 dan mengajarkan keyakinannya pada keluarganya.

Meskipun agama mawar masih tergolong baru dan tidak dikenal banyak orang, Eva De Jongh merasa bahwa agama mawar adalah agama yang benar dan harus diikuti. Namun, pandangan tersebut tidaklah mudah untuk dipegang. Eva sering menerima kecaman dan cibiran dari orang-orang yang menilai agama mawar terlalu ekstrem atau kurang sesuai dengan agama Islam yang mayoritas dianut di Indonesia.

Bagi Eva, agama mawar adalah agama yang sangat menghargai alam dan masyarakat sekitar. Menurutnya, agama mawar tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk pada kepercayaannya, namun agama mawar juga tidak akan menolak dan menghakimi mereka yang ingin bergabung. Selain itu, agama mawar juga menganjurkan untuk hidup dalam kesederhanaan dan tidak merusak lingkungan sekitar.

Kontroversi Agama Mawar Eva De Jongh

Karena agama mawar masih tergolong baru di Indonesia dan tidak banyak orang yang tahu tentang agama tersebut, banyak orang yang menilai agama mawar sebagai sesat atau ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam yang dianut mayoritas di Indonesia.

Banyak pihak yang menganggap Eva De Jongh dan keluarganya sebagai pengajar agama sesat dan bahkan mempertanyakan kewarganegaraannya di Indonesia. Namun, Eva De Jongh mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut dan terus mengikuti keyakinannya pada agama mawar.

Pada akhirnya, Eva De Jongh menekankan bahwa keyakinannya pada agama mawar adalah haknya sebagai individu dan tidak ada yang bisa memaksakan pilihan hidup pada orang lain. Ia berharap orang-orang lebih menghargai perbedaan keyakinan dan tidak menilai seseorang hanya dari keyakinannya.

Agama Mawar dalam Pandangan Agama Lain

Pandangan Kristen tentang Agama Mawar

Agama Mawar merupakan sebuah agama yang berasal dari Indonesia dan memfokuskan kepercayaannya pada bunga mawar sebagai objek utama. Namun, pandangan Kristen terhadap Agama Mawar sangatlah berbeda dan tidak mengakui keberadaannya sebagai agama yang sah. Kristen percaya bahwa hanya satu Tuhan yang ada dan setiap manusia diberikan kebebasan untuk memiliki keyakinan agama yang mereka inginkan. Namun, Kristen juga mengajarkan tentang bahaya melenceng dari kepercayaan yang benar dan mengikuti ajaran yang salah.

Bagi Kristen, Agama Mawar tidak memiliki kedudukan yang dapat diterima secara teologis, terutama karena agama ini hanya berfokus pada benda fisik (mawar) sebagai objek kepercayaan. Kristen melihat bahwa keyakinan seharusnya didasarkan pada iman dan ketaatan pada Tuhan yang satu.

Agama Mawar dalam Pandangan Agama Hindu

Agama Mawar dalam pandangan agama Hindu terkait dengan konsep reinkarnasi. Agama ini diyakini sebagai agama yang muncul di era modern dan tidak mengikuti tradisi dan ajaran agama Hindu yang sebenarnya. Hindu mengajarkan bahwa reinkarnasi berlangsung selama beberapa siklus kelahiran dan kematian, sebelum akhirnya moksha atau pembebasan dari siklus tersebut dicapai.

Menurut ajaran agama Hindu, Agama Mawar tidak berhubungan dengan konsep reinkarnasi yang ada dalam agama Hindu karena agama ini tidak menekankan pada perkembangan kesadaran dan pencapaian kesempurnaan diri. Hindu juga percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih jalan spiritualnya dan kepercayaan pada Agama Mawar tidak masuk akal bagi orang-orang yang telah memahami ajaran yang benar.

Agama Mawar dalam Perspektif Agama Buddha

Pandangan agama Buddha terhadap Agama Mawar tidak berbeda jauh dari pandangan Kristen. Agama Buddha mengajarkan tentang kesadaran dan pemahaman yang benar. Agama Mawar diduga sebagai suatu bentuk penyimpangan dari ajaran Buddha karena agama ini hanya berfokus pada objek (mawar) sebagai obyek kepercayaan. Buddha mengajarkan praktik meditasi dan refleksi untuk mencapai pemahaman yang samadhana (kesabaran) dan kesiapan, sebelum akhirnya mencapai pencerahan.

Agama Mawar tidak sejalan dengan praktik Buddha karena tidak mengajarkan tentang kesabaran atau menjalani kehidupan yang baik dan benar. Agama Mawar hanya berfokus pada mawar sebagai objek kepercayaan dan tidak membuka kemungkinan untuk mengeksplorasi dan memahami esensi kehidupan dan kebenaran.

Dalam keseluruhan pandangan agama Buddha dan Kristen, Agama Mawar dilihat sebagai suatu bentuk penyimpangan dari ajaran agama yang sebenarnya. Apapun kepercayaan agama yang dipilih seseorang, keyakinan seharusnya didasarkan pada ajaran yang benar dan pemahaman yang dalam akan kebenaran hidup.

Toleransi Beragama di Indonesia

Toleransi beragama adalah sikap saling menghargai dan menghormati agama yang dianut oleh individu, tanpa memandang perbedaan keyakinan atau kepercayaan. Di Indonesia, yang terkenal dengan multikultural dan multireligiusnya, toleransi beragama menjadi sangat penting dalam mempertahankan keberlangsungan kerukunan dan persatuan masyarakat.

Keharusan Toleransi Beragama di Indonesia

Toleransi beragama bukanlah pilihan, melainkan keharusan di Indonesia. Negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menempatkan asas-asas keagamaan yang berkaitan dengan toleransi sebagai landasan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu “Mengembangkan ketuhanan yang maha esa, berdasarkan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa”.

Artinya, hukum Indonesia menjamin hak setiap individu untuk memeluk agama yang diakui oleh negara. Selain itu, melalui Pasal 28E ayat 1 UUD 1945, setiap individu juga memiliki hak yang sama untuk mempertahankan kepercayaan, menyakini, dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya masing-masing tanpa diskriminasi.

Toleransi Beragama di Mata Undang-Undang

Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Pemberdayaan Masyarakat, juga menegaskan pentingnya toleransi beragama. Pasal 4 ayat 1 dan Pasal 6 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia dihargai agama atau kepercayaannya dan dijamin haknya untuk memeluk, menjalankan ajaran, beribadah, dan berserikat dalam kepercayaan yang sesuai.

Selain itu, pada tahun 2018, pemerintah juga mengeluarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pemilihan Umum. Pasal 280 ayat 4 dalam undang-undang tersebut menegaskan bahwa kampanye dalam pemilihan umum tidak boleh menyinggung SARA dan harus menghormati perbedaan agama atau kepercayaan.

Kekerasan terhadap Toleransi Beragama di Indonesia

Sayangnya, meskipun Indonesia memiliki regulasi yang mengatur toleransi beragama, masih ada peristiwa-peristiwa intoleransi yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah kasus pelarangan umat Islam untuk membangun masjid di Taman Yasmin, Bogor pada tahun 2008.

Tak hanya itu, beberapa kasus intoleransi melanda sejumlah daerah di Indonesia, seperti penyerangan dan penghancuran gereja di Sampang, Madura pada tahun 2013, peristiwa penyerangan di Maluku pada tahun 2019, dan yang terbaru; penyerangan terhadap warga Ahmadiyah di Kuningan, Jawa Barat pada tahun 2021.

Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya kita semua untuk terus mendorong toleransi beragama dan menghentikan segala bentuk intoleransi di Indonesia. Kita harus tetap mengingat bahwa Indonesia terdiri dari beragam kelompok agama dan keyakinan, dan hanya dengan saling menghargai dan menghormati perbedaan, kita dapat membangun masyarakat yang harmonis dan damai.

Nah, itu dia sosok Agama Mawar Eva De Jongh yang bikin kamu kagum, guys! Ternyata tidak hanya cantik dan cerdas, tapi juga memiliki keyakinan yang kuat dalam agamanya. Ya, meskipun terkadang banyak yang mengira bahwa artis-artis muda ini tidak ‘ribet’ soal agama. Melalui kisah hidup dan perjuangannya, kita bisa belajar untuk semakin mencintai agama masing-masing dan menjaga komitmen kita dalam menjalaninya.

Jadi, jangan ragu untuk mengekspresikan keyakinanmu, Sahabat 99! Jangan lugas dalam menjalani agamamu, terlebih jika itu sudah menjadi bagian dari dirimu. Semoga artikel ini bisa memberikan inspirasi dan semangat baru untuk kita semua. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Bagikan